Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Austria, Dr. Ir. Damos Dumoli Agusman didampingi istri menyapa Perwakilan Pelajar Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia di Austria (PPI Austria) di Wisma Duta Besar Republik Indonesia, Vienna, Austria pada Jumat malam 18 Februari 2022. Pertemuan tersebut digelar dalam rangka silaturahmi Duta Besar RI pada masyarakat Indonesia yang ada di Austria. Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Wina, Ricky Ichsan juga turut hadir memoderasi pertemuan tersebut.
Damos menegaskan pentingnya peran mahasiswa Indonesia di Austria dalam mengenalkan Universitas-universitas di Austria sebagai tujuan perguruan tinggi bagi calon mahasiswa di Indonesia. Menurut Pria kelahiran Aceh tersebut, Austria masih belum banyak dilirik calon mahasiswa dari Indonesia dibanding negara-negara Eropa lainnya seperti Inggris, Perancis, maupun Jerman. “Saya berharap PPI Austria mampu berperan untuk membantu pemerintah melalui sosialisasi yang masif untuk mengenalkan universitas-universitas di Austria kepada adik-adik di Indonesia”, pungkasnya.
Tidak hanya berharap pada skema beasiswa, Damos juga melihat peluang jalur mandiri. “Kapasitas masyarakat Indonesia pada tingkat ekonomi menengah ke atas berpeluang mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya ke Austria asal informasi Universitas-universitas di Austria bisa sampai dengan baik, hanya saja kita perlu juga siapkan kemampuan bahasa bagi calon mahasiswa S1 atau S2”, ujar pakar hukum international tersebut.
Dalam kesempatan tersebut hadir ketua PPI Austria 2022, Lukmanul Hakim Zaini, M.Sc. Sejalan dengan apa yang disampaikan Dubes RI untuk Austria, mahasiswa PhD BoKu University tersebut menjelaskan program canvasing yang akan menjadi ujung tombak sosialisasi universitas-universitas di Austria tersebut. “Kami telah mencanangkan program canvasing yang akan bekerjasama dengan BEM-BEM di Indonesia, sehingga calon-calon mahasiswa yang berminat untuk kuliah di Eropa dapat menjadikan Austria sebagai pilihan utama”, ungkap Lukman.
Terkait beasiswa untuk mahasiswa, Lukman juga menyebutkan pentingnya memperhatikan faktor inflasi dalam menentukan jumlah yang akan diberikan setiap tahunnya. “jumlah beasiswa setiap tahun seyogyanya dapat memperhitungkan tingkat inflasi yang cukup terasa bagi mahasiswa, sehingga tidak harus tetap jumlah setiap tahunnya, tapi menyesuaikan dengan inflasi”. ujar mahasiswa asal Tangerang tersebut.
Lukman juga menambahkan perlunya peran-peran pendampingan PPI Austria pada proses adaptasi, culture shock, dan semacamnya bagi mahasiswa yang studi di Austria. “Proses adaptasi mahasiswa berperan penting dalam kelancaran studinya, support dari KBRI Wina terhadap program-program PPI Austria yang sudah cukup baik terjalin selama ini tentunya diharapkan dapat terus berlanjut,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. A Min Tjoa yang merupakan ketua Austrian-Indonesia Society (AIS) dan juga Coordinator for Technology, Innovation and Sustainability Projects for Europe Asean-European Academic University Network (ASEA-UNINET) optimis akan kerjasama di bidang pendidikan tinggi antara Indonesia dan Austria. “ASEA-UNINET saat ini terus mendorong kerjasama yang baik antara perguruan tinggi di Indonesia dengan universitas-universitas di Austria, saat ini sudah ada 11 members dari universitas publik, dan perlu dipikirkan juga peluang kerjasama dengan universitas swasta baik di Indonesia dan juga di Austria,” pungkasnya.
Pertemuan yang berlangsung selama 3 jam terbilang cukup serius namun santai dengan diselingi canda tawa yang kadang memecah sunyi di wisma duta besar RI dengan sentuhan arsitektur bergaya Eropa tersebut. Silaturahmi ditutup dengan foto bersama dengan perwakilan pengurus yang juga hadir, Addin Jaya Linando (Dewan Pengarah PPIA), Jamaluddin (Wakil Ketua Eksternal PPIA), dan Margareta Vania Stephanie (Div. Minat dan Bakat).