PB-2022-NO-1-ENERGI
Naskah lengkap dapat juga diunduh disini.
PENULIS
- Harun Ardiansyah, Ketua Komisi Energi PPI Dunia, University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat
- Putty Ekadewi, Wakil Ketua Komisi Energi PPI Dunia, Nantes Université, Perancis
- David Firnando Silalahi, Wakil Direktur Penelitian dan Kajian PPI Dunia, Australia National University, Australia
- Denny Gunawan, Anggota Komisi Energi PPI Dunia, University of New South Wales, Australia
- Elisa Wahyuni, Anggota Komisi Energi PPI Dunia, TU Munich, Jerman
- Ghibran Fahreza Dipayana, Anggota Komisi Energi PPI Dunia, Ufa State Technological University, Rusia
- Matthew Hardhi, Anggota Komisi Energi PPI Dunia, IMT Atlantique, Perancis
- Nevi Cahya Winofa, Anggota PERMIAS Nasional, Rice University, Amerika Serikat
- Rahmat Agung Ramadhan, Anggota Komisi Energi PPI Dunia, University of Technology Malaysia, Malaysia
- Taufal Hidayat, Anggota Komisi Energi PPI Dunia, King Abdulaziz University, Saudi Arabia
RINGKASAN
Transisi energi menjadi topik yang saat ini diperbincangkan di seluruh dunia akibat ancaman krisis iklim yang mendekat. Indonesia telah membuat strategi untuk melakukan transisi energi yang diterapkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), dan Nationally Determined Contribution (NDC) yang disampaikan pada COP26. Akan tetapi, kondisi di lapangan tidak merefleksikan kebijakan yang ada. Indonesia masih jauh tertinggal dalam implementasi teknologi-teknologi EBT dan infrastruktur pendukungnya. Oleh karena itu, strategi transisi energi yang ada saat ini perlu ditinjau ulang agar mampu mencapai target net-zero carbon emission di tahun 2060.
REKOMENDASI
Rekomendasi implementasi energi baru dan terbarukan:
- Peningkatan investasi, subsidi, dan Iklim Pasar: Diperlukan kebijakan untuk meningkatkan kompetensi dan menciptakan sektor yang kondusif untuk perkembangan pasar energi. Contohnya adalah dengan meningkatkan investasi dan subsidi untuk EBT, kemudahan beraktivitas untuk pelaku usaha baru, dan investasi di bidang penelitian dan pengembangan teknologi EBT.
Rekomendasi strategi/aksi menuju net-zero carbon emission:
- Peningkatan investasi untuk teknologi carbon capture dan offset (Bio-CCUS), utamanya pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini dapat dimulai dari PLTU yang dioperasikan oleh BUMN.
- Reforestasi serta restorasi area hijau di kawasan urban. Area hijau ini penting untuk menjadi carbon sink, tempat bernaung, dan kegiatan rekreasi publik.
- Penguatan serta penyetaraan akses ke infrastruktur yang ramah transportasi publik. Hal ini penting untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor sebagai sumber emisi karbon.
- Perlindungan lingkungan dan biodiversitas. Runtuhnya biodiversitas dapat berakibat buruk terhadap rantai suplai pertanian dan keberlangsungan manusia.
- Pengembangan kebijakan yang memberi insentif industri rendah karbon dan menerapkan pajak karbon untuk sektor manufaktur.
- Penyederhanaan proses investasi dan birokrasi terhadap proyek-proyek EBT.
- Pengaturan harga antara EBT dan energi konvensional di pasar energi untuk menjaga tingkat kompetisi EBT dan layanan.
- Edukasi publik tentang pentingnya transisi dan aktivitas carbon offset individual.
Direktorat Penelitian dan Kajian PPI Dunia