Apa jadinya jika 39 penulis muda berkebangsaan Indonesia berkolaborasi menceritakan pengalaman mereka bertualang ke seluruh penjuru dunia? Jadilah sebuah antologi berjudul Soul Travellers: Turning Miles Into Memories yang sejak Agustus lalu sudah diterbitkan oleh Penerbit Grasindo!
Yang membedakan Soul Travellers dengan antologi traveling lainnya adalah setiap kontributor punya cara mereka sendiri untuk mengekspresikan makna di balik perjalanan mereka. Bukan hanya sebagai bagian cerita dari sebuah pelesiran, namun juga pengalaman mereka saat melakukan business trip, menghadiri conference, ataupun potongan kisah saat tinggal di luar negeri. Maklum, hampir semua penulis Soul Travellers adalah anak muda Indonesia yang berkesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri, beberapa di antaranya bahkan adalah peraih beasiswa seperti LPDP, Erasmus, maupun AAS Australia.
Adalah Andre Mokalu, awardee beasiswa Spirit Kemenkeu Bappenas yang memprakarsai penerbitan antologi ini. Andre yang juga aktif di PPI Birmingham awalnya mengajak lima temannya, sebelum akhirnya terkumpullah 39 kontributor dari berbagai latar belakang dan domisili berbeda-beda di seluruh dunia. “Pembuatan kompilasi esai ini bertujuan untuk berbagi semangat dan inspirasi kepada generasi muda Indonesia untuk travelling abroad dan finding the meaning of life sebagai proses pendewasaan”, demikian yang menjadi tujuan Andre di balik pembuatan Soul Travellers. Diakuinya juga, tantangan terbesar adalah mengakali komunikasi jarak jauh kepada teman-teman kontributor yang saat ini masih tersebar tinggalnya, mulai dari Australia yang dekat dengan Indonesia hingga Islandia yang jauh di utara sana.
Banyak teman-teman PPI Dunia yang juga menuangkan kisahnya di Soul Travellers. Sebut saja Intan Irani, Koordinator PPI Dunia 2016-2017 yang menceritakan pengalamannya mencari kedamaian bathin di India. Atau petualangan mewujudkan khayalan masa kecil mengunjungi kastil Dracula di Rumania yang dilakukan Steven Guntur yang juga Koordinator PPI Dunia 2015-2016. “Traveling adalah sebuah cara untuk mengakui kebesaran Tuhan. Bukan sekedar mengagumi ciptaan-Nya, tapi juga menyerahkan semua hal yang sudah direncanakan selama perjalanan di tangan-Nya”, kata Jeanne, koordinator travel contributor PPI Dunia yang dalam Soul Travellers menceritakan kisahnya bertemu tukang becak yang menyentuh hati di Myanmar.
Sudah dua bulan sejak penerbitannya dan Soul Travellers sudah terjual lebih dari 2000 eksemplar, lho! Hal ini membawanya menjadi nominasi untuk kategori Sampul Buku Non Fiksi Terfavorit di ajang Anugerah Pembaca Indonesia 2017 yang diselenggarakan oleh Goodreads Indonesia. Filosofi ‘Turning Miles Into Memories’ dituangkan Muhammad Fithrah, alumni STAN yang saat ini melanjutkan masternya di Universitas Brawijaya, ke dalam desain cover berbentuk otak yang terbuat dari jalan raya, menarik bukan?
Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Akt. selaku Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia juga ikut menuangkan testimoni untuk buku ini “Lakukan perjalanan terbaikmu untuk kembali ke negerimu, turut membangun bangsa ini dengan berbagai pengalamanmu untuk rumahmu, Indonesia”.
Soul Travellers dapat ditemukan di toko buku seluruh Indonesia serta melalui toko buku online. Seluruh hasil profit penjualan buku ini akan disumbangkan untuk Yayasan Kanker Indonesia. Bocorannya nih, bakal ada buku kedua yang berisi kisah makanan dari seluruh dunia yang rencananya akan rilis 14 Februari 2018 tahun depan. Stay tuned di Instagram @soultravellersid untuk info terbarunya ya!